Tim putri Indonesia pada gelaran Uber Cup akan menghadapi rintangan yang sangat berat. Berbeda dengan tim Thomas yang sudah memiliki banyak seklai prestasi sehingga alasan untuk kembali menjadi juara sangat besar.
Namun tim Uber Indonesia hingga saat ini masih tertinggal jauh prestasinya dari tim Thomas.
Tim Uber Terakhir Menang pada Tahun 1996
Kenyataan bahwa Tim Putra Indonesia terakhir kali membawa puang piala Thomas pada tahun 2002 saja sudah cukup menyakitkan. Karena hingga kini trofi Thomas Cup jauh dari Indonesia.
Namun kenyataan bahwa Tim Putri Indonesia tidak pernah membawa pulang Piala Uber karena prestasi tersebut terakhir terjadi pada tahun 1996 membuat Tim Putri Indonesia hanya dianggap sebelah mata.
Apalagi dengan kenyataan bahwa Tim Putri skuad Merah Putih tidak memiliki jajaran atlet yang masuk elite dunia seperti Tim Putra.
Pada tunggal putri saja, Indonesia tidak mampu masuk ke dalam daftar 20 besar, dengan tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung yang ada di peringkat ke 21 saja dan tidak mampu lolos pada babak 16 besar di Olimpiade Tokyo 2020.
Lalu ada Fitirani yang ada di posisi 40, kemudian Ruselli Hartawan yang ada di posisi ke 42, dan ada Lyanny Alessandra Mainaky yang ada pada urutan ke 88 dunia.
Sedangkan pada nomor ganda putri masih lebih baik dengan adanya Greysia Polli/Apriyani Rahayu yang berada di peringkat ke 6 dengan kemenangan dua kemenangan bergengsi, yakni pada Thailand Open 2020 dan Olimpiade Tokyo 2020.
Lalu ada juga Della/Rizki Amelia yang tidak bisa dianggap sebelah mata meski berada si posisi ke 23 dunia.
Tim Putri Merah Putih Harus Terinspirasi dari Kisah Greysia/Apriyani
Pejuangan Greysia/Apriyani untuk dapat meraih emas pada Olimpiade sangat diharapkan akan menjadi pemicu semangat bagi tim putri Merah Putih. Apalagi mereka hadir sebagai tim yang tidak diunggulkan dan berasal dari generasi berbeda.
Namun dengan usaha, perjuangan dan kerja kerasnya mereka mampu membawa pulang medali emas Tokyo 2020.
Meskipun lawan yang akan dihadapi nantinya sangat berat dan tangguh yakni China, Korea dan Jepang. Namun sebaiknya jangan dibawa beban dan jadikan kisah perjalanan tim ganda putri Merah Putih sebagai inspirasi.
Datang sebagai tim bukan andalan dan bahkan dipandang sebelah mata namun bermain habis-habisan dengan semangat membara. Hingga akhirnya membawa mereka pulang dengan kemenangan dan membawa harum nama Indonesia.
Tim Putri Tidak Boleh Pesimis untuk Membawa Pulang Uber Cup
Meski kini tim putri Indonesia tidak bisa disetarakan dengan tim putri dari negara besar lainnya seperti China, Jepang bahkan Korea. Bahkan hanya dianggap setara dengan tim India dan Thailan.
Namun kenyataan ini tidak boleh membuat tim putri Merah Putih pesimis sehingga meski dianggap sebelah mata, tim putri harus meniru semangat Greysia/Apriyani agar bisa meraih trofi.
Prestasi membanggakan yang dibawa pulang oleh Greysia/Apriyani diharapkan mampu memberikan suntikan semangat bagi tim putri Merah Putih. Dengan kemenangannya tim ganda putri Merah Putih pada Olimpiade.
Sebenarnya sudah mampu mematahkan stigma bahwa tim putri Indonesia tidak akan pernah menang dan juara pada pentas bergengsi dunia. Karena semua itu bisa terwujud asal ada semangat, mau berlatih keras dan pantang menyerah.
Selain itu meski Tim Thomas memiliki jajaran pemain terbaik, namun bukan berarti tim putri tidak memiliki peluang membawa trofi Uber Cup. Apalagi tim Thomas yang sepertinya akan merasa kesulitan untuk mendapatkan atmosfer pertandingan.
Sebab sudah tidak ada kejuaraan selama Agustus dan September maka hal ini bisa digunakan bagi Tim Uber untuk merancang kemenangan. Sehingga ada banyak pemain yang bisa dijadikan sebagai lawan tanding bagi Tim Uber selama pelatihan.
Tim Uber dinilai bisa berlatih dengan bertanding melawan atlet bulu tangkis putra dengan peringkat terbaik untuk mendapatkan pengalaman melawan lawan yang lebih tangguh dan sulit dari mereka.
Sehingga tak hanya skill saja mental dari Tim Uber juga bisa terbangun dengan adanya latihan tersebut.
Maka membidik juara Uber Cup bukan lagi hal yang mustahil bagi skuad putri Merah Putih.