Varian Covid 19 terbaru, Deltacron Bukan Hoax

Dalam kurun waktu 2 tahun ini, varian covid 19 terus bermutasi. Setelah adanya kasus  varian Covid 19 delta dan omicron, para ilmuwan mengkonfirmasi munculnya deltacron.

Deltacron ditemukan oleh IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis. Para peneliti yang menyimpulkan bahwa Deltacron adalah rekombinan, yaitu kombinasi mutasi  gen dari Delta dan Omicron. Hal ini membuat para ilmuwan mengumpulkan banyak sampel untuk mengetahui penyebaran Deltacron, varian Covid 19 terbaru.

Philippe Colson, salah seorang penulis studi tersebut  menuturkan, jika selama pandemi Covid 19, dua varian atau lebih telah beredar bersama selama periode waktu yang sama dan di wilayah geografis yang sama, hal tersebut dapat memicu peluang untuk rekombinasi antara dua varian, seperti Delta dan Omicron.

Ilmuwan juga menuturkan bahwa miripnya permukaan varian Covid 19 Omicron dengan Deltacron, membuat tubuh akan mendeteksinya  sebagai Omicron.

Per tanggal 10 Maret 2022, telah terdata sebanyak 33 varian Covid 19 baru di Perancis, delapan di Denmark, dan satu di Belanda. Ditambah lagi 2 kasus di Amerika Serikat.

Perkembangan kasus ini masih terus dipantau oleh pihak yang bertugas dan Deltacron masih dikonfirmasi sebagai Variant under Monitoring.

Lantas, apakah lebih berbahaya dari varian Covid 19 sebelumnya? Inilah jawaban WHO

Lantas, apakah lebih berbahaya dari varian Covid 19 sebelumnya Inilah jawaban WHO.

Berita tentang munculnya varian Covid 19 Deltacron, sempat dianggap serius oleh WHO. Namun, beberapa ahli tidak sependapat dengan hal itu.

William Hanage, seorang epidemiologi di Harvard, menjelaskan bahwa  jika varian Covid 19 Deltacron tidak menimbulkan banyak kasus, maka masyarakat tidak perlu khawatir.

Para ilmuwan juga mengklaim bahwa varian ini tidak akan naik menjadi level serius jika tingkat penularannya rendah dan tidak memperparah penyakit pada pasien terjangkit Deltacron.

Di AS dan sebagian besar Eropa, di mana kasus virus dan kematian umumnya telah turun, varian Covid 19 Omicron yang sangat menular tetap menjadi jenis yang dominan.

Menurut WHO, pada detik  ini tidak ada perubahan tingkat keparahan yang dilaporkan. Namun, pihaknya kan terus melakukan banyak analisis dan penelitian untuk mempelajari lebih lanjut tentang varian Covid 19 tersebut.

Apa saja gejalanya?

Apa saja gejalanya

Terkait dengan Deltacron yang merupakan gabungan dari Delta dan Omicron, WHO mengatakan bahwa gejala Deltacron tidak jauh berbeda dengan Omicron.

Gejala yang biasanya diderita oleh pasien varian Covid 19 Omicron ini antara lain  sakit tenggorokan, demam diatas 37 derajat celsius, nyeri badan, batuk pilek, dan hidung beringus. Gejala lain yang harus diwaspadi adalah hilangnya indra penciuman atau perasa.

Berbeda dengan varian Covid 19 Omicron yang menyerang bagian atas saluran pernafasan, Delta lebih banyak menyerang saluran pernafasan bagian bawah.

Apakah sudah ditemukan di Indonesia?

Apakah sudah ditemukan di Indonesia

Juru Bicara Vaksinasi Covid 19, dari Kementerian Kesehatan menegaskan  bahwa varian Covid 19 Deltacron belum teridentifikasi di Indonesia. Hal ini juga didasarkan pada laboratorium biomolekuler Indonesia yang belum melaporkan kasus infeksi varian Covid 19 yang terbaru.

Lebih lanjut, beliau juga menegaskan jika varian Covid 19 Deltacron masih berada pada status Variant Under Monitoring, dan belum dikategorikan sebagai  Variant of Concern (VoC). Fakta tersebut disebabkan karena Deltacron masih dalam pemantauan karakteristiknya.

Terkait dengan munculnya Deltacron, pemerintah terus memantau penularan, kemampuan dalam menjangkit penderitanya yang terinfeksi, dan juga kemampuan dalam imunitas pasca imunisasi.

Sebagai upaya pencegahan Deltacron sejak dini, pemerintah mengajak masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan dengan ketat .

Yakni selalu patuh dalam menjalankan 5M (memakai masker, menjaga jarak kurang lebih 1.5 meter, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas dengan tidak keluar rumah, kecuali di saat yang penting).

Lalu, tetap menjalankan ragam testing, tracing, dan treatment (3T).

Kini pemerintah juga sedang melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Pemerintah menargetkan 70 persen dari orang Indonesia mendapatkan vaksin secara lengkap pada bulan April 2022.

Dengan vaksinasi primer (tahap 1 dan2) dan vaksinasi tahap 3 yaitu booster, pemerintah berharap agar vaksinasi ini dapat memperkuat imunitas tubuh . Sehingga, masyarakat Indonesia dapat terhindar dari paparan varian covid 19.

Menyikapi munculnya varian Covid 19 ini, masyarakat diminta untuk tidak panik, namun tetap waspada. Tetap menjaga kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah dan petugas kesehatan.