Teknologi face recognition (pengenalan wajah) merupakan suatu teknik biometrik yang diterapkan untuk mengenali individu berdasarkan rekaman video atau gambar digital. Teknologi ini bergantung pada algoritma komputer yang mampu mendeteksi wajah seseorang.
Algoritma komputer bisa mengidentifikasi wajah seorang individu dengan mudah berdasarkan bentuk mata, bibir, ataupun hidung. Teknologi ini telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari penunjang keamanan hingga proses pemasaran.
Jika dulu teknologi ini dianggap mahal dan tidak mudah diakses, lain halnya dengan masa kini. Mengingat, saat ini lebih banyak orang yang dengan mudah menggunakan face recognition untuk berbagai kepentingan.
Tahapan Melakukan Face Recognition
Face recognition merupakan jenis sistem identifikasi yang menerapkan metode “biometrik”. Adapun tahapan melakukan identifikasi dengan teknologi face recognition di antaranya sebagai berikut:
1. 1:1 Face Verification
Verifikasi wajah juga dikenal dengan pencocokan 1:1. Tahap ini bertujuan untuk mengkonfirmasi wajah individu, lalu sistem akan mencocokannya. Selain itu, tahap ini juga memverifikasi sampel gambar dari wajah, lalu membandingkannya dengan gambar yang sudah tersimpan sebelumnya.
2. 1:N Face Identification
Proses ini merupakan tahap identifikasi wajah yang dikenal dengan sebutan 1:banyak pencocokan. 1:N face identification merupakan fase ketika perangkat lunak mengidentifikasi wajah yang tidak dikenali dan mengomparasikannya dengan database yang menyimpan banyak wajah.
3. Verifikasi dan Identifikasi
Tahap penggunaan aplikasi face recognition yang berikutnya adalah verifikasi dan identifikasi. Verifikasi merupakan proses membandingkan gambar wajah dengan informasi gambar yang dimiliki oleh pengguna yang membutuhkan autentikasi.
Contohnya, kamu membuka kunci smartphone menggunakan wajah, maka sebelumnya kamu harus menginput data wajah lebih dahulu. Lalu, data tersebut akan tersimpan di dalam smartphone.
Setelah itu, kamu hanya perlu memfokuskan kamera menuju ke wajah, maka smartphone akan melakukan verifikasi wajah dengan data gambar yang sudah dimasukkan sebelumnya. Apabila data sudah cocok, maka kunci smartphone akan terbuka.
Adapun identifikasi merupakan proses membandingkan masukan gambar wajah dengan data di seluruh gambar wajah yang tersimpan dalam dataset. Hal ini bertujuan untuk menemukan orang yang tepat dengan ciri-ciri dari input gambar tersebut.
Misalnya, seperti menemukan penjahat yang terfoto atau terekam cctv untuk mengecek identitas dari pelakunya supaya cepat ditemukan.
Cara Kerja Teknologi Face Recognition
Hanya dengan menggunakan gambar saja, maka teknologi ini bisa mengenali struktur wajah beserta pemilik dari wajah tersebut. Lalu, bagaimana cara kerja dari teknologi face recognition?
Secara umum, cara kerja face recognition tersebut tergolong sederhana karena tidak jauh berbeda dengan jenis biometrik lainnya, misalnya seperti fingerprint.
Dalam hal ini, kamera akan mengidentifikasi wajah secara detail yang mencakup alis, mata, hidung, bibir, bentuk wajah, atau tanda lain di wajah seseorang. Hasil identifikasi jni akan tersimpan ke dalam database milik lembaga pemerintahan atau pemilik teknologi tersebut.
Kemudian, device yang berfungsi untuk menyalin data dari wajah pengguna akan dibagi menjadi dua tipe, yakni pengambilan data secara 2D atau 3D. Namun, sejauh ini tipe 3D lebih banyak dipilih karena mempunyai kelebihan tertentu yang dinilai lebih detail dalam memindai kode pengenalan.
Cara Kerja Sistem Device Membaca Face Recognition
Berikut adalah cara kerja device yang mampu membaca face recognition:
1. Pendeteksian Wajah
Cara kerja device face recognition yang pertama yakni dengan memindai dan menyimpan gambar wajah. Pendeteksian ini diterapkan dengan cara mengarahkan wajah ke depan kamera secara lurus, agar semua titik pada wajah bisa terdeteksi secara detail.
Selain memakai gambar, ada pula pendeteksi wajah yang memakai video untuk memindai gambar 3D.
2. Penjajaran
Usai wajah diidentifikasi secara sempurna, langkah berikutnya yang akan device lakukan adalah tahap penjajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan letak, ukuran, maupun posisi kepala.
Pada perangkat lunak 3D, foto wajah akan bisa dikenali hingga 90 derajat saat wajah sejajar lurus dengan kamera. Sedangkan perangkat lunak yang masih 2D memerlukan wajah yang berada lurus 35 derajat di depan kamera.
3. Pengukuran
Tahap ketiga yang dilakukan oleh device face recognition yang berikutnya yakni menakar bentuk lekukan wajah pengguna dengan menerapkan skala sub-milimeter dan membuatkan template.
4. Representasi
Representasi merupakan tahap membaca face recognition, yang mana template wajah tersebut akan diterjemahkan menjadi sekumpulan kode-kode unik. Nantinya, kode tersebut mampu merepresentasikan wajah individu.
5. Pencocokan
Pencocokan merupakan tahap identifikasi wajah yang sudah berhasil direpresentasikan dan tersedia di dalam basis data 3D. Tahap ini terkadang memberikan kesulitan bagi operator saat mencocokkan basis data gambar 2D dengan representasi 3D.
Namun, saat ini teknologi face recognition sedang dikembangkan ke arah upgrading guns memberikan solusi atas kesulitan tersebut. Dalam hal ini, foto wajah 3D akan diambil, lalu perangkat lunak akan menandainya di beberapa titik, mulai dari mata, luar mata, hingga ujung hidung.
Jika pengukuran sudah selesai, maka perangkat lunak ini akan mengganti foto 3D ke dalam 2D, lalu membandingkannya dari data informasi wajah yang telah 2D.
6. Verifikasi dan Identifikasi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, verifikasi merupakan sistem yang mencocokkan 1×1.
Adapun identifikasi merupakan proses pencocokan 1xN, yang mana gambar wajah akan dicocokkan dengan seluruh data wajah di dalam database, untuk menemukan wajah yang paling mendekati kemiripan.
Kelebihan teknologi face recognition yaitu berguna untuk berbagai proses identifikasi, baik untuk penyelidikan, keamanan, dan lain-lain.