Kepopuleran esports telah meningkat akhir-akhir ini. Menjadikan bermain game sebagai sesuatu yang menghasilkan prestasi maupun materi. Bukan hanya didominasi oleh orang dewasa, kini semakin banyak atlet esports termuda di dunia yang siap mendobrak berbagai turnamen dengan prestasinya.
Hal seperti ini tentu saja menjadi kontroversi di beberapa negara. Dimana usia sebelum dewasa tidak diperbolehkan untuk bekerja. Namun, menjadi seorang atlet pada usia muda tampaknya tak mempengaruhi kehidupan atlet tersebut dan justru nantinya akan membawa prestasi yang membanggakan.
Sekarang menjadi atlet dengan usia berapa pun akan sangat dihargai. Terlebih pada dunia esports yang merupakan salah satu olahraga modern yang tidak akan termakan oleh zaman. Beberapa atlet termuda ini bahkan pernah mengikuti ajang esports internasional.
Daftar Atlet Esports Termuda di Dunia
1. Albert Nielsen Iskandar
Atlet dengan umur yang masih belasan yang pertama ada Albert Nielsen Iskandar atau yang dikenal dengan Albertt. Attlet esports ini pertama kali bermain dan memulai debut pada tahun 2020 yang lalu. Walaupun belum lama bermain, Albertt adalah salah satu atlet esports termuda yang berprestasi.
Ia pertama kali bermain dari ajang MPL Season 6 pada 2020 lalu. Dirinya tampil dengan baik walau pada awal-awal sempat tertinggal dari para pemain senior. Untungnya Albertt dapat beradaptasi dengan cepat dan segera menyesuaikan diri dengan pertandingannya.
Albertt bermain semakin bagus saat melaju ke grand final dan menghadapi tim Alter Ego pada ajang tersebut. Atlet muda naungan RRQ Hoshi ini akhirnya menjadi juara setelah bersusah payah mengatur strategi sepanjang turnamen.
2. Kyle Giersdorf
Atlet pro player selanjutnya yang merupakan atlet esports termuda adalah Kyle Giersdorf. Ia mengawali karier dengan bermain Fortnite pada 2017. Kyle Giersdorf atau yang lebih dikenal dengan Bugha ini telah mengikuti banyak turnamen kelas dunia.
Bugha menekuni Fortnite hampir selama dua tahun. Dirinya pun berhasil menjadi juara pada turnamen Fortnite Worlds Cup di tahun 2019. Padahal saat itu umurnya baru menginjak 16 tahun. Berkat kemenangannya ini, membuat atlet muda asal Amerika ini menjadi dikenal publik.
Bugha pun menjadi atlet esports yang dapat mengantongi hampir sekitar 3 juta USD setelah memenangkan ajang turnamen tersebut. Hal ini menjadikan Bugha sebagai atlet esports yang penuh prestasi yang dilatarbelakangi kemampuan yang tidak main-main.
3. Rizky Faidan
Pemuda kelahiran 2 Maret 2003 ini menjadi salah satu atlet esports yang diperhitungkan di Indonesia. Dirinya mulai bermain dalam turnamen esports yang diadakan di Vietnam pada 2016 yang lalu. Terlebih saat itu umurnya masih mennginjak 13 tahun.
Karena umurnya yang masih muda dan telah berhasil mengikuti ajang esports tingkat internasional akhirnya membuat Rizky Faidan mendapat perhatian publik. Dirinya juga berhasil mendapatkan kemenangan pada PES League Asia pada 2019 yang lalu.
Rizky Faidan juga sukses menjadi runner up pada PES League 2019 World Finals yang diadakan di Inggris. Ia juga pernah bermain pada Liga Thailand untuk Buriram United Esports. Tampaknya akan semakin banyak turnamen tingkat dunia yang diikuti Rizky Faidan kedepannya.
4. Sumail Hassan
Atlet esports dari tim terkenal Evil Geniuses ini merupakan salah satu atlet termuda yang mampu bertanding di ajang tingkat dunia. Sumail mengawali kariernya pada tahun 2015 lalu. Ia saat itu aktif pada game Dota 2 dan menjadi pemain termuda saat itu.
Pro player esports asal Pakistan ini menjadi populer usai mengikuti turnamen esports tingkat dunia dan juga menjadi yang termuda, yaitu saat ia masih berumur 15 tahun. Kini ia bermain sebagai Carry OG pada game Dota 2.
Pada tahun 2012 lalu, Sumail mulai berkiprah di Amerika dalam North America Elite League. Kemudian ia direkrut dan mulai bergabung dengan tim esports raksasa Evil Geniuses di tahun 2015. Kini Sumail telah berkembang lagi dengan menjadi atlet unggulan dari Evil Geniuses.
5. Rasyah Rasyid
Kali ini atlet esports termuda asal Indonesia ini sedang naik daun setelah partisipasinya dalam ajang esports bergengsi. Rasyah Rasyid merupakan salah satu atlet termuda yang dimiliki oleh EVOS Esports. Dirinya kerap dijuluki sebagai “The Wonder Kid” atau bojah ajaib.
Rasyah mendapat julukan itu bukan tanpa alasan. Dirinya memang benar-benar bocah ajaib yang mampu bertanding dalam Free Fire Master League atau FFML Season 4. Ia dikenal karena strategi bermainnya yang cepat dan tepat.
Rasyah juga memiliki channel Youtube dan dikenal dengan video-video mengenai Free Fire yang ia mainkan. Walaupun sibuk dengan game, tampaknya hal ini tidak mengganggu aktivitas sekolahnya sama sekali. Bahkan Rasyah juga dikabarkan mendapatkan peringkat 10 besar di sekolahnya.
6. Joseph Deen
Nama Joseph Deen telah menggegerkan dunia esports karena umurnya yang masih sangat muda. Ia bermain Fortnite dan berhasil direkrut oleh esport Tim 33. Di usianya yang masih dibawah 10 tahun saat itu menjadikan Joseph Deen sebagai atlet esports termuda di dunia.
Bukan hanya pro player muda, Joseph Deen juga dikatakan telah mendapatkan penghasilan yang fantastis di umurnya itu. Ia berhasil mengantongi sekitar lebih dari 30 ribu USD. Benar-benar usia bukanlah suatu hambatan untuk membuat seseorang berprestasi.
Kabarnya lagi, pendiri dari Tim 33 yaitu Tyler Gallagher menjanjikan Joseph Deen untuk menjadi atlet esports yang lebih hebat lagi di masa depan. Terlebih pada usianya yang masih muda itu, membuat Joseph Deen memiliki banyak waktu untuk belajar dan mencari pengalaman.
7. Muhammad Rafli Setiawan
Remaja yang berusia 15 tahun ini dikenal karena berhasil ikut serta dalam kontingen Jakarta untuk berpartisipasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Rafli mulai bermain Free Fire sejak ia masih berumur 13 tahun.
Rafli bukan sekadar “Bocil FF” biasa yang dikatakan oleh orang-orang. Dirinya bahkan mampu membuktikan kemampuannya. Ia mulai tertarik dengan dunia game pertama kali adalah saat dirinya melihat teman-temannya bermain.
Setelah melihat teman-temannya bermain, Rafli pun tertarik daningin mencobanya sendiri. Hingga akhirnya Rafli mulai Latihan dengan bermain sebanyak 8 jam sehari. Ia pun akhirnya dapat mengikuti PON XX di Papua dan berhasil masuk dalam kualifikasi saat itu.
8. Ardzal Chalil Ichwan
Satu lagi nama atlet esports termuda yang asalnya dari Indonesia adalah Ardzal Chalil Ichwan. Remaja yang masih berumur 15 tahun ini telah berhasil ikut serta dalam kontingen kota Kupang dalam Porprov NTT VIII di tahun 2022 yang lalu.
Ardzal mampu ikut serta pada ajang tersebut tentunya bukan tanpa alasan. Dirinya dikenal karena kemampuannya dalam game Free Fire. Ardzal sendiri telah bermain Free Fire sejak ia melihat teman-temannya bermain bersama.
Kemudian ia tertarik untuk belajar dan mencobanya. Diketahui juga keluarganya sangat mendukung Ardzal untuk menjadi atlet esports yang nantinya dapat mengikuti ajang internasional dan akan membuat bangga Indonesia.
Beberapa atlet esports termuda di dunia tersebut pastinya akan menjadi atlet yang lebih hebat lagi kedepannya. Mereka pastinya akan lebih mengembangkan dirinya dari segi skill maupun strategi. Semakin banyaknya turnamen yang dikuti akan semakin banyak pula pengalamannya.
Berbagai pengalaman yang didapat itulah nantinya akan menjadikan kedelapan atlet termuda di atas sebagai atlet pro player yang diakui oleh dunia dan juga mampu membawa nama negara masing-masing ke tingkat dunia.